Minggu, 17 Februari 2013

Public Speaking itu Ternyata Menakutkan


Berbicara dihadapan orang banyak? Sebetulnya bukanlah hal yang terlalu menarik bagi saya waktu dulu. Bahkan, berbicara dengan orang disebelah saya saja sering tidak berminat. Berbicara memang bukanlah hal yang saya sukai, kecuali dengan orang-orang terdekat saja saya sering dikenal suka banyak omong.


 Namun semua berubah saat memasuki dunia perguruan tinggi. Terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan membuat saya mau tidak mau harus pintar berkomunikasi. Entah kenapa saya jadi lebih sering berbicara, bahkan karena dianggap cukup komunikatif, dalam beberapa kesempatan saya sering dipercaya oleh teman-teman untuk menjadi ketua panitia pelaksana hingga menjadi ketua organisasi dikampus. Nah, ternyata tantangan selanjutnya muncul, yakni saya dituntut untuk berani berbicara dihadapan orang yang lebih banyak.

Saya ingat, Saat pertama kali memimpin rapat, keringat dingin keluar dari tangan. Bahkan saya mencatat kata-kata yang harus saya ucapkan saat memimpin rapat, persis seorang khatib yang membaca khutbah di mimbar. Saat itu saya ditertawakan oleh teman-teman yang lain. Namun, meski malu saya ternyata ketagihan untuk bisa berbicara dihadapan orang banyak. Sejak saat itu saya selalu mengiyakan segala bentuk kesempatan untuk bisa melatih kemampuan berbicara saya. Mulai dari menjadi pembawa acara, moderator ,memberikan sambutan sampai membaca doa sekalipun. Lucunya saya sering sekali membuat kesalahan, seperti saat memeberikan sambutan pernah salah menyebut nama orang penting. Saat membaca doa, pernah tidak hafal doa yang dibaca. Ya, entah kenapa selalu saja ada kesalahan yang saya buat. Sampai-sampai muncul image bahwa jika saya diberikan kesempatan untuk berbicara pasti ada hal memalukan yang akan terjadi. Beberapa kali saya sering diremehkan oleh beberapa rekan jika saya mengajukan diri untuk menjadi pembicara.

Pengalaman lainnya yang tidak terlupakan adalah saat berbicara dihadapan 800 mahasiswa baru. Saat itu saya diminta untuk memberikan seminar motivasi. Ternyata meski sudah sering berlatih, kegugupan dan kesalahan masih saya lakukan. Saat memberikan seminar tersebut, saya nervous bukan main, terus saja berbicara dan enggan menatap wajah peserta. Mungkin karena inilah jumlah peserta terbesar yang pernah saya hadapi. Yang saya ingat waktu itu, saat materi dari saya berakhir, peserta terdiam. Sayapun langsung kabur meninggalkan acara dan mengambil air wudhu… malu!!! Hehe

Meskipun hingga saat ini belum menjadi pembicara publik yang baik dan masih takut jika harus berbicara dihadapan orang banyak. Tapi saya masih bertekad untuk terus menerus berlatih. Saya mengevalusi bahwa kesalahan-kesalahan yang dulu terus menerus berulang-ulang terjadi karena saya tidak belajar dari kesalahan tersebut. Kini saya selalu mencatat minimal 3 kekurangan saat saya berbicara dihadapan orang lain dan akan memperbaikinya dilain kesempatan.


Berbicara dihadapan orang banyak bagi saya hingga kini masih saja menakutkan, tapi entah kenapa saya selalu terus menerus mencoba untuk menjadi seorang pembicara publik. Mungkin nasehat seorang motivator yang hingga kini saya ingat, bahwa satu-satunya cara untuk mengalahkan ketakutan hanyalah dengan menghadapinya. Nah, ada yang tertarik menjadikan saya seorang pemateri??? hehehe

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls