Berbicara
dihadapan orang banyak? Sebetulnya bukanlah hal yang terlalu menarik bagi saya
waktu dulu. Bahkan, berbicara dengan orang disebelah saya saja sering tidak
berminat. Berbicara memang bukanlah hal yang saya sukai, kecuali dengan
orang-orang terdekat saja saya sering dikenal suka banyak omong.
Namun semua berubah saat memasuki dunia
perguruan tinggi. Terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan membuat saya mau tidak
mau harus pintar berkomunikasi. Entah kenapa saya jadi lebih sering
berbicara, bahkan karena dianggap cukup komunikatif, dalam beberapa kesempatan saya sering dipercaya oleh teman-teman untuk menjadi
ketua panitia pelaksana hingga menjadi ketua organisasi dikampus. Nah, ternyata
tantangan selanjutnya muncul, yakni saya dituntut untuk berani berbicara
dihadapan orang yang lebih banyak.
Saya ingat, Saat
pertama kali memimpin rapat, keringat dingin keluar dari tangan. Bahkan saya
mencatat kata-kata yang harus saya ucapkan saat memimpin rapat, persis seorang
khatib yang membaca khutbah di mimbar. Saat itu saya ditertawakan oleh
teman-teman yang lain. Namun, meski malu saya ternyata ketagihan untuk bisa
berbicara dihadapan orang banyak. Sejak saat itu saya selalu mengiyakan segala
bentuk kesempatan untuk bisa melatih kemampuan berbicara saya. Mulai dari
menjadi pembawa acara, moderator ,memberikan sambutan sampai membaca doa
sekalipun. Lucunya saya sering sekali membuat kesalahan, seperti saat
memeberikan sambutan pernah salah menyebut nama orang penting. Saat membaca doa, pernah tidak hafal doa yang dibaca. Ya, entah kenapa
selalu saja ada kesalahan yang saya buat. Sampai-sampai muncul image bahwa jika saya
diberikan kesempatan untuk berbicara pasti ada hal memalukan yang akan terjadi.
Beberapa kali saya sering diremehkan oleh beberapa rekan jika saya mengajukan
diri untuk menjadi pembicara.
Pengalaman
lainnya yang tidak terlupakan adalah saat berbicara dihadapan 800 mahasiswa
baru. Saat itu saya diminta untuk memberikan seminar motivasi. Ternyata meski
sudah sering berlatih, kegugupan dan kesalahan masih saya lakukan. Saat memberikan
seminar tersebut, saya nervous bukan
main, terus saja berbicara dan enggan menatap wajah peserta. Mungkin karena
inilah jumlah peserta terbesar yang pernah saya hadapi. Yang saya ingat waktu
itu, saat materi dari saya berakhir, peserta terdiam. Sayapun langsung kabur
meninggalkan acara dan mengambil air wudhu… malu!!! Hehe
Meskipun
hingga saat ini belum menjadi pembicara publik yang baik dan masih takut jika
harus berbicara dihadapan orang banyak. Tapi saya masih bertekad untuk terus
menerus berlatih. Saya mengevalusi bahwa kesalahan-kesalahan yang dulu terus menerus berulang-ulang terjadi karena saya tidak
belajar dari kesalahan tersebut. Kini saya
selalu mencatat minimal 3 kekurangan saat saya berbicara dihadapan orang lain
dan akan memperbaikinya dilain kesempatan.
Berbicara dihadapan orang banyak bagi saya
hingga kini masih saja menakutkan, tapi entah kenapa saya selalu terus menerus
mencoba untuk menjadi seorang pembicara publik. Mungkin nasehat seorang
motivator yang hingga kini saya ingat, bahwa satu-satunya cara untuk mengalahkan ketakutan
hanyalah dengan menghadapinya.
Nah, ada yang tertarik menjadikan saya seorang pemateri??? hehehe
0 komentar:
Posting Komentar